Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, bertanya kepada cawapres nomor urut 3, Mahfud Md, tentang regulasi carbon capture and storage (CCS) dalam debat cawapres 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat malam, 22 Desember 2023.
Apa itu CCS?
Dalam upaya untuk mengatasi masalah perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi karbon dioksida (CO2), teknologi carbon capture and storage (CCS) telah menjadi sorotan. Menurut The International Energy Agency, CCS adalah suatu konsep yang dirancang untuk mengurangi jumlah CO2 yang dilepaskan ke atmosfer dari sumber-sumber besar, seperti produksi baja dan semen, atau dari pembakaran bahan bakar fosil dalam pembangkit listrik. Karbon ini kemudian diangkut dari tempat produksinya, melalui kapal atau pipa, dan disimpan jauh di bawah tanah dalam formasi geologi.
Menurut The Global CCS Institute, CCS teknologi telah beroperasi selama lebih dari 45 tahun dalam skala komersial. Badan tersebut juga melaporkan ada sekitar 194 fasilitas CCS berskala besar secara global pada akhir 2022. Total 94 proyek berada di Amerika, 73 di Eropa, 21 di Asia-Pasifik, dan 6 di Timur Tengah. Ini lebih besar dibandingkan pada 2019 yang hanya 51 fasilitas. Kapasitas penangkapan CO2 di seluruh fasilitas CCS yang sedang dikembangkan tumbuh menjadi 244 juta ton per tahun pada 2022, meningkat sebesar 44 persen sepanjang tahun.
Bagaimana sebenarnya cara kerja CCS?
Dikutip dari National Grid, ada tiga tahapan dalam proses CCS:
1. Menangkap karbon dioksida untuk disimpan
CO2 dipisahkan dari gas lain yang dihasilkan dalam proses industri, seperti yang dihasilkan oleh pembangkit listrik berbahan bakar batu bara dan gas alam, atau pabrik baja atau semen.
2. Transportasi
CO2 kemudian dikompresi dan diangkut melalui pipa, transportasi darat atau kapal ke lokasi penyimpanan.
3. Penyimpanan
Terakhir, CO2 disuntikkan ke dalam formasi batuan jauh di bawah tanah untuk penyimpanan permanen. Kemungkinan lokasi penyimpanan emisi karbon mencakup akuifer garam atau reservoir minyak dan gas yang sudah habis, yang biasanya berada pada kedalaman 1 kilometer atau lebih di bawah tanah.
Sebagai contoh, lokasi penyimpanan untuk proyek Zero Carbon Humber di Inggris adalah akuifer garam bernama Endurance, yang terletak di bagian selatan Laut Utara, sekitar 90 kilometer lepas pantai. Daya tahannya berada sekitar 1,6 kilometer di bawah dasar laut dan berpotensi menyimpan CO2 dalam jumlah yang sangat besar.
Demikian pula, di AS terdapat beberapa lokasi karbon berskala besar seperti Proyek Citronelle di Alabama. Tempat penyuntikan reservoir garam ini memiliki kedalaman sekitar 2,9 kilometer.
Pilihan Editor: Pakar Sebut Suntik Mati PLTU Batu Bara Lebih Murah Dibanding Memperpanjang Usia dengan Teknologi CSS.