Apa yang Terjadi Ketika China Mengirim Kapal Perang ke Timur Tengah?

by -166 Views
Apa yang Terjadi Ketika China Mengirim Kapal Perang ke Timur Tengah?

Rabu, 28 Februari 2024 – 15:18 WIB

Timur Tengah – Republik Rakyat China telah mengirimkan kapal perang berpeluru kendali ke Teluk Aden sebagai bagian dari misi anti-pembajakan di tengah ketegangan akibat serangan pemberontak Houthi terhadap kapal komersial di Laut Merah.

Berlayar dari Zhanjiang, sebuah kota pesisir di provinsi Guangdong, armada ke-46 Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China berangkat ke teluk pada pekan lalu. Pengerahan ini terjadi di tengah serangan berkelanjutan Houthi terhadap kapal-kapal komersial Israel dan yang bersekutu dengan Israel yang melewati Laut Merah, sebuah tindakan untuk mendukung warga Palestina setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober dan perang yang kini masih terjadi di Gaza.

Ditugaskan untuk menggantikan armada angkatan laut ke-45, pengerahan terbaru ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan China untuk mengamankan Teluk Aden dan perairan Somalia, wilayah yang penting bagi pelayaran internasional tetapi kerap dilanda pembajakan.

Misi angkatan laut Armada ke-46 mencakup kapal perusak berpeluru kendali Jiaozuo, kapal fregat rudal Xuchang dan kapal pengisian ulang komprehensif Honghu, menurut Kantor Berita Xinhua. “Armada ke-46, yang dilengkapi dengan lebih dari 700 perwira dan tentara, termasuk personel pasukan khusus, dan dua helikopter, bertujuan untuk melanjutkan kontribusi Tiongkok terhadap keamanan maritim internasional dengan memastikan jalur kapal yang aman di perairan strategis ini,” menurut laporan itu, dilansir Rabu, 28 Februari 2024.

Collin Koh, peneliti senior di Institute of Defense and Strategic Studies di S. Rajaratnam School of International Studies Singapura, mengatakan di X (sebelumnya Twitter) bahwa ini adalah misi anti-pembajakan pertama China pada tahun ini. “Angkatan Laut PLA kemarin mengirimkan misi anti-pembajakan baru yang pertama pada tahun 2024 dari Guangzhou, Satuan Tugas Pengawal ke-46 yang meluncurkan kapal perusak Jiaozuo, sedangkan kapal fregat Xuchang dan kapal pengisian armada Honghu sudah lama,” tulis Koh.

China memang telah mengkritik serangan udara yang dipimpin AS di Yaman, meskipun sikap tidak mengecam serangan Houthi terhadap kapal komersial mencerminkan strategi yang lebih luas yang berupaya menyeimbangkan kepentingan komersialnya dengan kepentingan geopolitik. Bulan lalu, China dan Iran mengadakan diskusi di mana Beijing meminta Teheran untuk mengendalikan Houthi. Iran, salah satu sekutu regional Houthi, diyakini telah memasok senjata kepada pemberontak sebagai bagian dari konflik proksi yang sedang berlangsung antara negara tersebut dengan Arab Saudi. Media pemerintah China mengatakan misi terbaru ini akan melatih skenario seperti menyelamatkan kapal komersial yang dibajak.