Kolaborasi antara regulator seperti OJK, BI, dan Kemendagri dalam menyusun regulasi lebih efektif untuk menghadapi kejahatan siber menjadi sorotan dalam seminar Membangun Ketahanan Siber di Era Digital Banking di Bandung. Forum Komunikasi Dewan Komisaris Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia (FKDK BPDSI) menggelar acara tersebut dengan moderator Bahrullah Akbar menekankan tentang pentingnya kolaborasi dalam industri perbankan. Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapan BPD dalam menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks.
Ruby Alamsyah, CEO & Chief Digital Forensic PT Digital Forensic Indonesia (FDI), menjadi pembicara utama dalam acara tersebut. Dia menyampaikan pentingnya membangun struktur Cyber Risk Management yang sesuai dengan regulasi seperti POJK, PBI, dan SEOJK. Memperkuat ketahanan siber di BPD membutuhkan integrasi sistem IT internal dengan vendor, switcher, dan layanan BI Fast untuk memastikan keamanan dalam menjalankan seluruh sistem perbankan secara terintegrasi dan aman.
Selain itu, kolaborasi dan sinergi antara BPD, FKDK BPDSI, dan Asbanda ditekankan dalam acara welcoming party sebelumnya. Direktur Utama Bank BJB, Komjen Tomsi Tohir, juga membuka peluang kerjasama produk dan studi banding antara Bank Pembangunan Daerah dengan FKDK BPDSI. Diharapkan sinergi antara Bank Pembangunan Daerah seluruh Indonesia dapat memperkuat ketahanan siber perbankan untuk menghadapi tantangan di era digital. Peran aktif dari FKDK BPDSI dianggap penting dalam meminimalkan kejahatan siber dan menjaga keamanan sektor perbankan.