Model Mercedes dengan Mesin V-8: Kenapa Harus Lebih Banyak?

by -31 Views

Mercedes-Benz mengklaim bahwa tetap ada tempat bagi mesin berkapasitas besar di industri otomotif meskipun aturan emisi yang semakin ketat. Divisi performa AMG sedang aktif dalam pengembangan mesin V-8 baru untuk memberikan tenaga pada model delapan silinder yang ada dan juga memungkinkan untuk dipasangkan pada kendaraan dengan jumlah silinder yang lebih sedikit. Meskipun disebut sebagai “V-8 berteknologi tinggi bertenaga listrik generasi mendatang,” AMG tidak terlalu fokus pada hibridisasi. Hal ini dikarenakan preferensi penggemar lintasan yang lebih condong kepada mesin konvensional seperti pada GT63 Pro daripada varian hibrida plug-in seperti GT63 S E-Performance.

Mengapa Mercedes memilih untuk tetap mengeksploitasi mesin V-8 ketika mayoritas produsen mobil sedang melakukan perampingan? AMG tetap memperhatikan permintaan yang tinggi untuk mobil mewah berkapasitas delapan silinder dengan tujuan “memenuhi impian pelanggan.” Dengan melakukan perhitungan yang matang, AMG memutuskan untuk berinvestasi pada mesin berkapasitas besar karena dianggap akan memberikan hasil yang positif dalam jangka panjang. Meskipun peraturan di Uni Eropa melarang penjualan mobil berbahan bakar fosil mulai tahun 2035, pasar global tetap menjadi target utama, termasuk Amerika Serikat.

Kendati ini menandakan adanya kesempatan untuk menggunakan mesin V-8 di berbagai model, tetapi tidak akan segera kembali pada C63. Meskipun banyak spekulasi yang beredar, terutama tentang kemungkinan kembalinya mesin empat silinder pada C63, belum ada kepastian dari pihak Mercedes. Selain itu, mesin V-12 perusahaan akan tetap dipertahankan, menjadi pilihan bagi S-Class dan mobil eksklusif lainnya seperti Pagani Utopia. Meskipun mesin dua belas silinder semakin langka, beberapa produsen seperti Ferrari, Aston Martin, Rolls-Royce, dan Lamborghini masih menawarkannya, sementara Bugatti bahkan telah melangkah lebih jauh dengan mengembangkan mesin V-16.

Source link