Jangan Mengklaim Mandat Tanpa Pertimbangan

by -147 Views
Jangan Mengklaim Mandat Tanpa Pertimbangan

Rabu, 14 Agustus 2024 – 06:32 WIB

Jakarta, VIVA – Pengakuan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya mengklaim mendapatkan mandat dari Rais Aam PBNU, KH Miftachul Ahyar, untuk memperbaiki PKB. Klaim Gus Yahya tersebut direspons oleh elite PKB.

Ketua DPP PKB, Ahmad Iman Sukri, menolak upaya PBNU dalam mencampuri urusan internal PKB. Ia merasa heran dengan klaim Gus Yahya yang mengaku mendapat mandat dari Rais Aam PBNU, KH Miftachul Ahyar, dari Tebuireng, Jawa Timur, untuk memperbaiki PKB. Iman menyatakan bahwa sejarah kelahiran PKB memang terkait erat dengan Nahdlatul Ulama (NU), namun PKB dan PBNU merupakan dua entitas yang berbeda.

“Hubungan PKB hanya dengan Nahdlatul Ulama sebagai wadah aspirasi politik warga NU, bukan dengan PBNU. Klaim itu ngaco (kacau),” kata Iman pada Selasa, 13 Agustus 2024.

Menurut Iman, PKB dan NU memiliki hubungan yang baik yang terjalin hingga saat ini. Hal ini terbukti saat Pilpres 2024 ketika Ketua Umum DPP PKB, Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, maju sebagai Calon Wakil Presiden RI. Cak Imin yang menjadi kontestan Pilpres 2024 mendapatkan restu dari kiai-kiai hingga masyayikh NU.

“Jadi jangan asal klaim memiliki mandat. Apalagi sampai mau mencampuri urusan internal,” jelas Iman.

Iman mengatakan bahwa antara PBNU dan PKB memiliki tugas yang berbeda sesuai dengan Undang-Undang.

Selanjutnya, dia menyatakan bahwa menjelang Muktamar di Bali pada 24-25 Agustus 2024, seluruh kader tetap solid di bawah kepemimpinan Cak Imin. Selain agenda pemilihan ketua umum, Muktamar PKB juga akan membahas berbagai isu politik dan ekonomi, baik internal maupun eksternal.

Sebelumnya, Gus Yahya mengakui memiliki mandat penuh dari Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar untuk memperbaiki PKB pada Selasa, 13 Agustus 2024. Menurutnya, ratusan kiai berkumpul di Pesantren Tebuireng dan sepakat memberikan ‘Mandat Tebuireng’ kepada Rais Aam PBNU terkait PKB.

“Kemarin para kiai berkumpul di Tebuireng. Mereka mempelajari masalah-masalah terkait hubungan PBNU dan PKB,” kata Gus Yahya.

Gus Yahya menyatakan bahwa setelah mendapatkan ‘Mandat Tebuireng’, dirinya akan dipanggil oleh Rais Aam PBNU KH Miftachul Ahyar.

“Sebelumnya saya mendapatkan perintah langsung dari Rais Aam untuk menindaklanjuti laporan dari para kiai,” kata Gus Yahya.