Calon presiden Ganjar Pranowo menegaskan tekadnya untuk melakukan mitigasi bencana secara menyeluruh di Indonesia. Hal itu ia ungkapkan saat kampanye di Donggala, Sulawesi Tengah.
Sebelumnya, kedatangan Ganjar disambut meriah dan antusias ribuan masyarakat. Pekikan “Ganjar Presiden” menggema, mencerminkan keyakinan masyarakat akan kepemimpinannya.
Dalam momen tersebut, Ganjar menegaskan pentingnya tata ruang yang kokoh dan matang. Menurutnya, perencanaan yang terukur harus menjadi landasan setiap pemanfaatan lahan agar berjalan sesuai dengan aspek perencanaan yang mendalam.
Ganjar juga menyoroti perlunya persiapan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDBD), dan relawan. Calon Presiden nomor urut tiga ini menekankan, mitigasi bencana tidak hanya berfokus pada penanganan pasca bencana, tetapi juga pada upaya pencegahan dan persiapan yang matang.
Selain itu, Ganjar memandang pentingnya memitigasi kerusakan yang disebabkan oleh ulah manusia. Menurutnya, edukasi kepada masyarakat dan pembentukan sistem peringatan dini yang berbasis karakter lokal menjadi faktor kunci dalam mengurangi dampak bencana.
“Tentu menyiapkan BNPB, BPBD, dan relawan agar mereka bisa mengedukasi dan kalau masyarakat sudah teredukasi, mereka biasanya punya early warning system yang punya karakter lokal, sehingga kalau terjadi sesuatu mereka bisa menangani dan menyelamatkan diri sendiri,” ujar Ganjar.
Ganjar juga napak tilas soal perjalanannya saat masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, kala itu musibah melanda wilayah Sulteng, terutama Donggala, Palu, hingga Sigi.
“Saya masih ingat betul di sini karena kawan-kawan bereaksi, lebih khusus kawan-kawan dari Jawa Tengah, ada dari pemda ya, ada dari PMI, ada dari Baznas, guru-guru, siswa-siswa, mereka iuran dan kemudian ‘Pak kita bangunin sekolah yok’. Akhirnya delapan sekolah berhasil kita resmikan, dan satu rumah ibadah, masjid waktu itu,” tuturnya.