Tantangan Menuju Kemandirian Antariksa Bangsa

by -37 Views

Selama Perang Dunia dan Perang Dingin, Amerika Serikat dan Uni Soviet bersaing sebagai kekuatan super global, bukan dengan cara peperangan langsung, melainkan dengan memperebutkan teknologi. Persaingan ini termasuk pengembangan senjata canggih, pesawat terbaru, dan senjata nuklir.

Namun, pertarungan yang paling menarik adalah dominasi angkasa. Mulai dari Uni Soviet mengirimkan manusia pertama ke luar angkasa, hingga Amerika Serikat mendaratkan manusia di bulan.

Setelah pendaratan terakhir di bulan pada tahun 1972, eksplorasi manusia ke antariksa tampak terhenti, bukan karena kelemahan, tetapi karena biaya besar yang dibutuhkan untuk mencapai antariksa. Sampai saat ini, manusia belum banyak menjelajahi angkasa luar atau mengunjungi bulan lagi.

Meskipun demikian, kemajuan tak berhenti. Dalam abad ini, teknologi yang lebih canggih telah diciptakan untuk mengamati antariksa secara lebih mendetail. Eksplorasi dilakukan menggunakan drone dan satelit di berbagai planet dalam tata surya, serta melalui rover drone di Mars.

Meskipun semua pencapaian ini masih dikuasai oleh beberapa negara saja, sebagai manusia, kita memiliki tujuan yang sama. Dengan teknologi baru, banyak negara sekarang dapat memulai program antariksa mereka sendiri, memicu perlombaan antariksa baru. Pertanyaan tentang siapa yang dapat mencapai dan mengendalikan sumber daya serta wilayah antariksa menjadi isu penting yang dibahas dalam pembahasan ini.

Diskusi publik di CIReS LPPSP FISIP UI dengan tema “Mewujudkan Kemandirian Antariksa Indonesia di Tengah Rivalitas Global” sukses digelar pada Selasa, 27 Mei 2025. Acara ini dihadiri oleh Prof. Thomas Djamaluddin (BRIN RI) sebagai Pembicara Utama dan sejumlah tokoh dari berbagai sektor.

Pada acara tersebut, Prof. Thomas Djamaluddin membahas pentingnya kemandirian antariksa Indonesia dan tantangan yang dihadapi dalam pengembangan sektor tersebut. Ia menyoroti perkembangan Indonesia dalam keantariksaan serta perbandingannya dengan negara lain.

Selain itu, narasumber lain juga menyoroti kurangnya dukungan untuk program Antariksa Indonesia. Hal ini dianggap disebabkan oleh minimnya pemahaman mengenai pentingnya sektor keantariksaan. Oleh karena itu, edukasi yang lebih kuat diperlukan untuk mendukung generasi mendatang.

Kesimpulannya, kemandirian antariksa Indonesia adalah hal yang penting yang memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Pemerintah dan masyarakat perlu memahami betapa signifikannya sektor keantariksaan. Dengan demikian, diharapkan generasi berikutnya akan lebih siap untuk turut serta dalam mewujudkan cita-cita Indonesia di jagat antariksa dan bersaing dalam perlombaan antariksa global.

Sumber: Kemandirian Antariksa Dan RUU Pengelolaan Ruang Udara Nasional: Strategi Indonesia Hadapi Era Baru Perlombaan Antariksa
Sumber: Kemandirian Antariksa, Era Baru Perang Bintang Indonesia?