Strategi Kemandirian Antariksa untuk Masa Depan Indonesia

by -53 Views

Kemandirian Antariksa dan RUU Pengelolaan Ruang Udara Nasional menjadi fokus perbincangan utama dalam diskusi “Mewujudkan Kemandirian Antariksa Indonesia di Tengah Rivalitas Global” yang diselenggarakan oleh Center for International Relations Studies (CIReS) dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sosial dan Politik (LPPSP) FISIP Universitas Indonesia.

Diskusi ini bertujuan untuk memberikan pandangan strategis tentang bagaimana Indonesia dapat menjadi pemain kunci dalam industri antariksa global. Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh nasional dari berbagai sektor, mulai dari akademisi, pemerintah, militer, hingga media.

Dalam penyampaian pembukaannya, Prof. Semiarto Aji Sumiarto, Dekan FISIP UI, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk membangun kemandirian di bidang antariksa. Diskusi dipandu oleh Vahd Nabyl Achmad Mulachela, S.IP., M.A., dan memiliki keynote speech dari Prof. Thomas Djamaluddin, Peneliti Ahli Utama BRIN dan Kepala LAPAN periode 2014-2021.

Prof. Thomas Djamaluddin menekankan bahwa penguasaan teknologi antariksa sangat penting untuk kedaulatan dan daya saing bangsa. Ia juga menyoroti bahwa Indonesia perlu beralih dari pengguna menjadi produsen dalam ekosistem space economy.

Marsekal TNI (Purn.) Chappy Hakim juga menekankan pentingnya pengelolaan ruang antariksa sebagai domain strategis yang memiliki dampak langsung terhadap pertahanan, ekonomi, dan kedaulatan nasional.

Tantangan dan peluang dalam mencapai kemandirian antariksa juga dibahas dalam diskusi. Anggarini S., M.B.A., dari Asosiasi Antariksa Indonesia menyoroti bahwa ketergantungan Indonesia pada negara lain masih menjadi kendala utama dalam mengembangkan industri antariksa.

Di sisi lain, Dr. Dave Laksono dari Komisi I DPR RI menyatakan bahwa Indonesia perlu memperkuat kapasitas teknologi, SDM, dan regulasi guna mengukuhkan kemandirian di bidang antariksa. Ia juga menggarisbawahi bahwa sektor ini membutuhkan investasi besar dalam penelitian dan pengembangan.

Yusuf Suryanto dari Kementerian PPN/Bappenas menjelaskan bahwa mewujudkan kemandirian antariksa memerlukan kerangka pembiayaan yang kuat serta strategi lintas sektor yang konsisten. Tanpa itu, Indonesia berisiko tertinggal dalam persaingan ekonomi antariksa global.

Peran politik dan kesadaran publik juga menjadi sorotan dalam diskusi ini. Nia, seorang mahasiswa, menyoroti kurangnya dukungan politik dan kesadaran publik terhadap pentingnya sektor antariksa. Dr. Dave Laksono juga mengakui bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam mewujudkan kemandirian antariksa di Indonesia.

Dengan adanya regulasi yang mendukung dan investasi yang memadai, diharapkan Indonesia dapat memainkan peran yang lebih aktif dalam ekonomi antariksa global. Tanpa langkah nyata, visi besar untuk kemandirian antariksa Indonesia akan tetap menjadi mimpi semata.

Sumber: Strategi Indonesia Menuju Kemandirian Antariksa Lewat RUU Pengelolaan Ruang Udara Nasional
Sumber: Mengukur Langkah Strategis Indonesia Menuju Kemandirian Antariksa Di Era Kompetisi Global