VW Group menghadapi tantangan berat di pasar Cina tahun lalu. Penjualan grup ini turun hampir 10% pada tahun 2024, di negara yang dulu merupakan pasar terbesarnya. Persaingan untuk produsen mobil Barat semakin sulit karena perusahaan Cina seperti BYD dan Geely menghasilkan mobil listrik murah dan berkualitas tinggi, dilengkapi dengan teknologi ADAS canggih. Volkswagen akan mengungkapkan platform ADAS bertenaga AI barunya di Auto Shanghai minggu depan, yang diklaim mampu mendukung sistem otomatis yang bisa mengemudi seperti manusia. Platform ini dikembangkan bersama oleh divisi perangkat lunak Volkswagen, Cariad, dan perusahaan teknologi raksasa Cina, Horizon Robotics. Perusahaan patungan ini, Carizon, telah berhasil mengembangkan platform perangkat lunak hanya dalam waktu 18 bulan.
Platform ini akan mendukung pengemudian otomatis Level 2++, membuka jalan untuk Level 3 dan yang lebih tinggi. Dilengkapi dengan 500 insinyur perangkat lunak di Shanghai dan Beijing, platform ini mampu mengumpulkan data dua terabyte per kendaraan per hari dan merekam 100.000 kilometer informasi uji coba mengemudi setiap hari. Kendaraan baru yang menggunakan platform ADAS ini, yang mungkin sepenuhnya bertenaga listrik, akan diluncurkan di Cina akhir tahun ini.
Volkswagen berharap dapat demokratisasi teknologi ini dan mengintegrasikannya ke dalam Compact Main Platform khusus Cina. Di sisi lain, produsen mobil Jepang, seperti Toyota, Honda, dan Nissan, berkolaborasi untuk merancang chip semikonduktor generasi berikutnya untuk digunakan dalam mobil. Diharapkan chip pertama dari proyek ini siap pada tahun 2029, dengan penggunaan konsep chiplets untuk menggabungkan sirkuit terintegrasi kecil menjadi paket yang lebih besar.
Kualitas paten terkait EV menjadi kunci dalam industri mobil listrik, dengan perusahaan Cina menempati peringkat tertinggi dalam dampak teknologi, jumlah kutipan, dan cakupan lisensi. CATL menjadi salah satu perusahaan dengan skor dampak tertinggi, selain LG Energy Solution dari Korea. Apakah lisensi paten dapat menjadi senjata bagi perusahaan Cina dalam menghadapi proteksionisme Amerika, sementara perusahaan Amerika seperti Ford dan General Motors menjalin kesepakatan dengan produsen semikonduktor Cina, seperti CATL.