Saham perusahaan kripto yang terdaftar di Amerika Serikat mengalami penurunan pada Senin (7/4), seiring dengan penurunan harga Bitcoin akibat ketegangan perang dagang global yang memicu penarikan besar-besaran dari aset berisiko. Bitcoin sendiri turun sebanyak 5,5 persen mencapai titik terendah dalam tahun 2025. Saham Strategy juga turun lebih dari 10 persen karena nilai token miliaran dolar yang mereka pegang, kehilangan sebagian besar keuntungan dari sesi sebelumnya.
Tidak hanya Strategy, saham Coinbase juga mengalami penurunan hingga 5 persen, sementara saham Robinhood turun sebanyak 14 persen setelah Barclays memangkas target harga mereka. Perusahaan-perusahaan ini sudah menyerahkan sebagian besar keuntungan mereka sejak hasil Pilpres AS pada November 2024, yang mencerminkan tantangan yang dihadapi industri kripto beberapa bulan setelah kenaikan berkat janji Presiden untuk memajukan AS sebagai ibu kota kripto.
Terkait hal ini, Susannah Streeter dari Hargreaves Lansdown menyatakan bahwa sentimen penghindaran risiko yang tinggi menghilangkan optimisme terhadap masa depan koin. Meskipun tidak langsung terkena pungutan baru, perusahaan kripto merasakan dampak dari tarif impor yang terjadi karena hambatan perdagangan yang meningkat mempengaruhi sentimen investor.
Bill Ackman, seorang investor miliarder, bahkan memperingatkan bahwa AS mungkin menghadapi “musim dingin nuklir ekonomi.” Penurunan harga kripto bisa juga mempengaruhi keyakinan investor terhadap Bitcoin sebagai tempat berlindung yang aman selama masa ketidakpastian. Trevor Koverko, seorang pengusaha kripto, mengatakan bahwa kripto sebenarnya adalah aset risiko tradisional yang harus dipertimbangkan dengan baik sebelum digunakan.
Penting untuk diingat bahwa setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca, selalu lakukan penelitian dan analisis sebelum melakukan pembelian atau penjualan kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi dan konsekuensinya.