“Pantai Kuta dan Sampah di Laut: Dampak terhadap Ketahanan Pangan”

by -74 Views

Sorotan atas masalah sampah yang menumpuk di Pantai Kuta dan Kedonganan Jimbaran di Pulau Bali saat musim angin barat menjadi perhatian publik. Empat Menteri Kabinet Merah Putih turun langsung untuk meninjau dan membersihkan pantai-pantai ini yang merupakan destinasi pariwisata utama di Pulau Dewata. Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menyampaikan keprihatinannya terhadap penanganan sampah yang tidak tepat, yang dikhawatirkan dapat mengakibatkan jumlah sampah di laut melebihi jumlah ikan di dalamnya. Dalam aksi bersih-bersih di Pantai Kuta, Zulkifli menyatakan bahwa penanganan sampah perlu dimulai dari rumah tangga dengan cara memilah sampah sesuai jenisnya untuk didaur ulang atau diolah menjadi sumber energi.

Pentingnya penanganan sampah di Bali juga diungkapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, yang menjelaskan bahwa setiap tahun pantai Barat dan Timur Bali menerima kiriman sampah laut dari luar wilayah Pulau Bali, yang terutama terjadi saat musim angin barat dari bulan Oktober hingga Maret. Sumber sampah laut di Bali sebagian besar berasal dari sungai-sungai di Pulau Jawa yang bermuara ke Laut Jawa, dan sebagian lainnya berasal dari negara lain. Hanif juga mengungkapkan rencana pemerintah pusat untuk membentuk tim khusus dalam menangani masalah sampah ini.

Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya di Bali dianggap penting dalam menangani persoalan sampah ini secara konkret. Edukasi kepada masyarakat juga dianggap perlu untuk meningkatkan kesadaran dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Selain itu, pemerintah berencana menghentikan praktik Tempat Pembuangan Akhir yang menggunakan open dumping, dan beralih ke budaya penanganan sampah yang lebih tepat guna. Semua langkah ini diharapkan dapat mengurangi masalah sampah yang semakin meningkat di pantai-pantai Bali dan memastikan keberlangsungan pariwisata dan ketahanan pangan di wilayah tersebut.