Direktur Pusat Studi Strategis tentang Studi Islam dan Internasional (CSIIS) Sholeh Basyari berpendapat bahwa Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB mendapatkan hasil positif dari dukungan Anies Baswedan sebagai calon presiden nomor urut 1 dalam Pilpres 2024. “Disebut faktor Anies Baswedan, karena di berbagai basis Anies, basis Islam kanan, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten, PKB menambah kursi, pecah telur, dan otomatis meningkat tajam perolehan secara nasional,” ujar Sholeh di Jakarta pada Kamis, 22 Februari 2024.
Berdasarkan hasil hitung cepat Pemilu Legislatif 2024 dari lembaga survei Populi Center, PKB meraup 10,94 persen suara dari 99,88 persen data masuk, sehingga menduduki peringkat keempat suara terbanyak setelah PDI Perjuangan (16,33 persen), Partai Golkar (15,54 persen), dan Partai Gerindra (13,94 persen).
Pada Pemilu 2019, PDIP mendapat suara terbanyak dengan 19,33 persen, diikuti oleh Golkar dengan 12,31 persen, Gerindra 12,57 persen, dan PKB 9,69 persen.
Menurut Sholeh, PKB berhasil memperluas pangsa pasar di daerah Jawa Barat, DKI, Banten, Sumatera Barat, Sumatera, Sulawesi, serta beberapa daerah lainnya. Selain itu, PKB juga berhasil menjangkau basis-basis di luar NU (Nahdlatul Ulama).
Sholeh menambahkan bahwa sumber calon legislatif (caleg) yang kuat juga turut meningkatkan suara PKB secara nasional. Dominasi PKB di Jawa Timur (Jatim) salah satunya disebabkan oleh faktor sumber daya para caleg yang kuat, petarung, dan tingkat ketokohan yang diterima oleh publik luas.
Meskipun demikian, ada fenomena penurunan suara PKB di Jawa Tengah (Jateng). Peran para kiai dalam menjaga dan mendongkrak suara PKB juga sangat significan. Kiai Nurul Huda DJazuli dari Ploso Kediri, yang menyebut PKB dan NU dengan “huwa huwa”, merupakan bentuk kerja politik yang nyata dalam menjaga pangsa pasar PKB.
Namun, hasil pilpres dan pileg tahun ini menunjukkan bahwa loyalitas konstituen PKB lebih besar kepada partai daripada kepada Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Hanya 35 persen pemilih PKB yang memilih pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, sedangkan 55 persen memilih pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan sisanya memilih Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
Sholeh menyatakan bahwa hal ini menunjukkan bahwa konstituen membutuhkan penyegaran top leader PKB.