Mengapa Calon Presiden dan Wakil Presiden Berlomba untuk Memperoleh Dukungan dari Kelompok Gusdurian?

by -136 Views

Motivasi di balik terbentuknya jaringan Gusdurian adalah untuk melanjutkan idealisme dan tindakan Presiden RI Keempat, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Namun, seiring berjalannya waktu, kelompok ini dimanfaatkan oleh para kandidat dalam Pemilu karena suara mereka memiliki bobot yang signifikan.

Gusdurian sebenarnya merupakan kelompok yang netral dan tidak ingin terlibat dalam politik praktis. Akan tetapi, suara dari para pengikut Gus Dur ini menjadi rebutan dalam Pilpres. Pada Pilpres 2019 misalnya, kalangan Gusdurian memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perolehan suara. Diperkirakan 41 persen pemilih Muslim adalah Gusdurian, termasuk anggota Nahdlatul Ulama atau NU.

Banyaknya kantong suara Gus Dur ini disebabkan oleh pengaruh pemikiran Gus Dur terhadap minoritas. Meskipun tidak terjun langsung dalam politik praktis, saat pemilu, Gusdurian berperan seperti prajurit perang. Jika keluarga Gus Dur mendukung kandidat tertentu, maka para pengikutnya juga akan mengikuti. Sebagai contoh, saat putri Gus Dur, Yenny Wahid menyatakan dukungannya kepada pasangan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin di Pilpres 2019, banyak pengikut Gusdurian yang juga mendukung paslon tersebut.

Fenomena ini diperkirakan juga akan terjadi pada Pilpres 2024. Keluarga Gus Dur telah menyatakan dukungannya kepada pasangan Ganjar-Mahfud MD. Dukungan tersebut sangat penting bagi pasangan tersebut, terutama karena dukungan tersebut disampaikan oleh Yenny Wahid, putri Gus Dur.

Namun, fenomena ini sebenarnya merupakan praktik politik identitas. Politik identitas adalah aktivitas politik yang mengajak orang lain memilih calon dalam pemilu berdasarkan sentimen agama, suku, dan ras. Meskipun Yenny Wahid tidak secara langsung mengajak Gusdurian dan kalangan NU untuk memilih paslon tertentu, namun dukungan yang ia sampaikan dapat mempengaruhi preferensi mereka.

Dalam praktik politik ini, kedua kubu calon presiden, yaitu Joko Widodo dan Prabowo Subianto, berusaha meraih dukungan dari keluarga dan jaringan Gusdurian. Mereka bahkan berkunjung ke istri Gus Dur, Sinta Nuriyah, dan keluarganya. Hal ini dilakukan demi mendapatkan hati Gusdurian agar memilih mereka.

Dalam Pilpres 2024, kepintaran dua kubu calon presiden ini akan diuji untuk meraih dukungan dari jaringan Gusdurian di lapangan.