Indonesia semakin memperkuat rencana untuk memiliki kapal induk setelah muncul kabar mengenai kemungkinan akuisisi ITS Giuseppe Garibaldi (C551) dari Italia. Namun, Italia menetapkan syarat khusus bahwa kapal induk tersebut hanya akan dilepas jika Indonesia juga membelinya dalam satu paket lengkap dengan 30 jet tempur ringan AV-8B Harrier II. Informasi ini pertama kali dilaporkan oleh media pertahanan internasional Janes, yang mengutip bahwa kesepakatan tersebut berasal dari Angkatan Laut Italia. Jika kesepakatan ini terealisasi, maka Indonesia akan memiliki kapal induk dan mengoperasikan jet tempur STOVL untuk pertama kalinya.
Rencana pembelian kapal induk bukanlah sesuatu yang baru, namun kali ini terlihat lebih serius. Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Muhammad Ali, menegaskan bahwa pengadaan kapal induk sedang dipertimbangkan untuk mendukung operasi militer selain perang (OMSP). Salah satu yang menjadi prioritas adalah pengadaan kapal induk karena dianggap penting untuk operasi kemanusiaan, termasuk pengiriman bantuan bencana secara cepat dan masif. Syarat dari Italia untuk membeli kapal induk bersama dengan 30 jet tempur AV-8B Harrier II menjadi perhatian besar, mengingat pesawat ini memiliki kemampuan unik lepas landas pendek dan pendaratan vertikal.
Pembahasan antara Indonesia dan Italia diperkirakan akan memakan waktu karena melibatkan kapal induk yang sudah berusia empat dekade beserta 30 pesawat tempur yang membutuhkan biaya, pelatihan, dan infrastruktur yang siap. Kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Italia semakin intens, terbukti dengan akuisisi dua fregat kelas PPA sebelumnya. Rencana pembelian kapal induk ini telah muncul sejak 2015 dan semakin serius diwacanakan, menunjukkan langkah signifikan dalam upaya Indonesia untuk memperkuat pertahanan negara.
