Saat ini, ekspektasi yang kuat mengenai pemangkasan suku bunga oleh The Fed telah menjadi katalis utama yang mempengaruhi sentimen positif terhadap harga emas. Para pelaku pasar bahkan menduga adanya kemungkinan dua kali pemangkasan suku bunga, masing-masing sebesar 25 basis poin, hingga akhir tahun. Pilihan kebijakan ini diyakini akan semakin menguatkan posisi emas sebagai aset lindung nilai yang menarik.
Tak hanya faktor moneter, kondisi geopolitik global juga memberikan dorongan tambahan terhadap lonjakan harga emas. Konflik yang masih berlanjut antara Rusia dan Ukraina, serta ketegangan yang semakin meningkat di Timur Tengah, membuat investor cenderung beralih ke aset yang lebih aman seperti emas. Hal ini tercermin dari melemahnya sentimen di pasar ekuitas global, yang pada akhirnya memberikan celah bagi kenaikan harga emas.
Meskipun Indeks Dolar AS dan imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun menguat, faktor teknikal dan fundamental saat ini mendukung keberlanjutan momentum penguatan emas. Menurut Andy Nugraha, ketidakpastian terkait kebijakan moneter, potensi intervensi politik terhadap independensi The Fed, dan aliran dana yang terus meningkat ke ETF emas, menjadi faktor dominan yang membuat logam mulia ini tetap diminati oleh para investor.