Bos Mercedes Desak Eropa Batalkan Larangan Mesin Bensin: Dampaknya Terhadap Industri Otomotif

by -14 Views

Industri mobil Eropa berada di persimpangan jalan yang menarik perhatian CEO Mercedes, Ola Källenius. Dalam wawancaranya dengan Handelsblatt, ia menyatakan keprihatinannya terhadap larangan penjualan mobil baru dengan mesin pembakaran yang akan berlaku pada tahun 2035. Sebagai Presiden ACEA, Källenius menyerukan Presiden Komisi Eropa untuk mereevaluasi keputusan kontroversial ini.

Menurut Källenius, dunia telah berubah secara signifikan sejak larangan tersebut pertama kali diumumkan. Dia percaya bahwa fokus dekarbonisasi tidak boleh hanya bergantung pada larangan jenis mesin tertentu. Bersama dengan Matthias Zink dari CLEPA, Källenius menilai target CO2 yang terlalu ketat dan mengatakan bahwa mencapai nol emisi dalam waktu sembilan tahun adalah tidak realistis.

Meskipun demikian, ia masih melihat peluang bagi Uni Eropa untuk mengubah arahnya dalam Dialog Strategis bulan depan. Sementara ACEA bertekad mencapai netralitas karbon pada tahun 2050, Kia menyuarakan keprihatinan atas dampak finansial dari larangan tersebut. Mereka khawatir bahwa fokus pada mobil listrik akan mengganggu model bisnis saat ini.

Uni Eropa telah menegaskan kembali larangan 2035, tetapi memberikan kelonggaran pada produsen mobil. Mereka bisa menghitung rata-rata emisi selama beberapa tahun, namun target emisi terus menurun hingga mencapai nol pada tahun 2035. Hal ini menimbulkan tantangan bagi industri mobil untuk beradaptasi dengan perubahan yang cepat.

Globalisasi industri mobil juga akan terpengaruh oleh larangan tersebut, memaksa produsen mobil untuk menyesuaikan strategi produk mereka. Bagaimanapun, tantangan ini membuka peluang untuk inovasi dan peningkatan keberlanjutan dalam industri mobil Eropa. Kepemimpinan dan kerja sama antara pemangku kepentingan akan menjadi kunci untuk menghadapi masa depan yang berkelanjutan.

Source link