Stellantis Melambatkan Pengembangan Mobil Listrik Otonom

by -18 Views

Stellantis, sebagai induk perusahaan dari Jeep, Dodge, Ram, dan merek mobil lainnya, telah memutuskan untuk menghentikan pengembangan sistem bantuan pengemudi tingkat lanjut (ADAS) secara internal. Ini merupakan langkah mundur bagi produsen mobil yang sudah tertinggal dalam industri mobil listrik. Biaya yang tinggi, tantangan teknis, dan keberagaman permintaan konsumen menjadi faktor utama yang mempengaruhi keputusan ini.

Pada bulan Februari, Stellantis mengumumkan STLA AutoDrive 1.0, sistem bantuan pengemudi SAE Level 3 pertama dari perusahaan tersebut. Namun, keputusan untuk menghentikan pengembangan otonomi ini kini telah dibuat setelah pertimbangan secara mendalam. Sistem seperti Super Cruise dari General Motors, BlueCruise dari Ford, dan Full Self-Driving (Supervised) dari Tesla semakin populer di antara pembeli mobil di Amerika Serikat. Meskipun demikian, kebanyakan sistem yang tersedia saat ini masih diklasifikasikan sebagai Level 2 yang memerlukan pengawasan penuh dari pengemudi.

Stellantis awalnya berencana mengembangkan sistem yang dapat memberikan otonomi parsial kepada pengemudi, memungkinkan mereka untuk melakukan aktivitas non-mengemudi ketika sistem memungkinkan. Namun, kini produsen mobil tersebut dikabarkan akan mengandalkan pemasok teknologi untuk menyediakan fitur tersebut. Meskipun metode ini mungkin lebih hemat biaya, dapat memberikan kerugian jangka panjang dalam hal pengontrolan teknologi dan integrasi perangkat keras-perangkat lunak yang lebih baik.

Dalam persaingan industri mobil yang semakin sengit, Stellantis harus menjaga agar tidak tertinggal. Meskipun teknologi otonomi terus menjadi tujuan yang diincar banyak perusahaan, tantangan finansial dan teknis membuat pengembangan sistem tersebut tidaklah mudah. Dalam upaya untuk mendapatkan kembali momentum dan memberikan daya saing yang lebih kuat, produsen mobil harus mempertimbangkan dengan cermat strategi pengembangan teknologi otonomi mereka.

Source link