Update Harga Kripto 27 Agustus 2025: Bitcoin & Dogecoin Alami Kenaikan

by -12 Views

Sebuah laporan dari UBS, bank investasi yang berkantor pusat di Swiss, menunjukkan bahwa family office Tionghoa di luar negeri semakin tertarik untuk mengalokasikan sebagian dari portofolio investasinya ke dalam aset kripto. Bahkan, sekitar 5% dari aset mereka telah dialokasikan ke dalam kripto. Generasi kedua dan ketiga dari family office tersebut mulai belajar dan terlibat aktif dalam aset digital, yang juga diikuti dengan peningkatan aktivitas perdagangan kripto di bursa di kawasan tersebut.

Di Hong Kong, HashKey Exchange melaporkan bahwa jumlah pengguna terdaftar mereka mengalami peningkatan sebesar 85% secara tahunan hingga Agustus 2025. Sementara itu, data CryptoQuant menunjukkan bahwa volume perdagangan di tiga bursa utama Korea Selatan meningkat sebesar 17% sepanjang tahun ini, dengan rata-rata volume harian yang melonjak lebih dari 20%.

Menariknya, pertumbuhan kripto di Asia sebagian besar didorong oleh pengguna ritel yang melakukan transaksi dengan jumlah kecil, kisaran di bawah USD 10.000, untuk perdagangan, remitansi, dan keuangan terdesentralisasi (DeFi). Data dari Chainalysis menunjukkan bahwa kawasan Asia Tengah, Asia Selatan, dan Oseania (CSAO) mencatat arus masuk lebih dari USD 750 miliar antara pertengahan 2023 hingga pertengahan 2024, menyumbang sekitar 16,6% dari volume perdagangan kripto global.

Dalam Global Crypto Adoption Index 2024 yang dirilis oleh Chainalysis, India menduduki peringkat pertama dunia dalam adopsi kripto, dengan investor ritel yang mendorong aktivitas perdagangan di bursa terpusat. Sementara itu, Indonesia menduduki peringkat ketiga, didorong oleh partisipasi aktif dalam DeFi dan sektor Web3 yang tumbuh pesat. Vietnam berada di peringkat kelima, dengan adopsi kripto yang tersebar di platform terpusat maupun DeFi. Filipina, di posisi kedelapan dalam peringkat tersebut, banyak menggunakan kripto untuk remitansi dan game play-to-earn.

Source link