Prabowo’s Strategy to Cut State Budget Deficit: Focus on Efficiency

by -20 Views

Presiden Prabowo Subianto telah berjanji untuk mengarahkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia menuju posisi nol defisit, menguraikan komitmennya selama pidatonya tentang Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2026 di Kompleks Parlemen di Senayan pada Jumat (15 Agustus). Menurut RAPBN 2026, pemerintah telah menetapkan belanja negara sebesar Rp 3.786,5 triliun, dengan pendapatan proyeksi sebesar Rp 3.147,7 triliun. Defisit fiskal ditargetkan sebesar Rp 638,8 triliun, setara dengan 2,48% dari Produk Domestik Bruto (PDB), yang dibiayai melalui cara yang bijaksana, inovatif, dan berkelanjutan. Prabowo menyatakan, “Pemerintah saya berjanji di hadapan rapat ini bahwa kami akan terus melaksanakan langkah-langkah efisiensi untuk mengurangi defisit sebanyak mungkin. Harapan dan ambisi saya, suatu hari—mungkin pada tahun 2027 atau 2028—saya dapat berdiri di hadapan kamar ini dan mengumumkan bahwa kami telah mencapai anggaran negara tanpa defisit sama sekali.” Beliau menekankan perlunya keberanian dan keteguhan dalam mengeliminasi kebocoran anggaran, mengajak dukungan semua kekuatan politik di Indonesia. “Kita harus berani, kita harus bertekad untuk menghilangkan semua bentuk kebocoran. Untuk itu, saya memohon dukungan semua kekuatan politik di negara ini,” ujarnya. Presiden menekankan bahwa pemerintah akan meningkatkan pembiayaan kreatif dan inovatif agar pendanaan pembangunan tidak hanya bergantung pada APBN. Anggaran, tambahnya, harus dirancang agar tetap fleksibel dalam menghadapi guncangan global, sambil tetap sehat dan kredibel melalui optimasi pendapatan, peningkatan kualitas pengeluaran, dan inovasi pembiayaan. Penerimaan pajak akan ditingkatkan sambil menjaga iklim investasi dan keberlanjutan bisnis. Insentif fiskal, sementara itu, akan ditargetkan dan dikalibrasi secara hati-hati untuk mendukung kegiatan ekonomi strategis. “Kami akan memperkuat pengelolaan sumber daya alam kita untuk memastikan bahwa mereka digunakan sebaik mungkin untuk kemakmuran rakyat. Setiap aset negara harus dikelola secara efisien dan produktif untuk menghasilkan nilai tambah dan memberikan kontribusi positif bagi kesejahteraan rakyat,” kata Prabowo.

Source link