Pasar kripto saat ini menjadi semakin menarik dengan pertarungan antara dominasi Bitcoin dan lonjakan harga Ethereum yang mendekati level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir. Semakin meningkatnya rasio ETH/BTC hingga mencapai angka 0,058 telah memicu diskusi di berbagai forum dan platform investasi mengenai peluang rotasi dana dari Bitcoin ke Ethereum. Strategi rotasi ini menjadi sorotan bagi para pelaku kripto yang mencari cara untuk memanfaatkan potensi musim altcoin.
Pelaku kripto yang mendukung strategi rotasi menunjukkan beberapa indikator positif yang mendukung Ethereum, termasuk kenaikan nilai ETH yang jauh melampaui Bitcoin dalam 90 hari terakhir. Faktor fundamental seperti adopsi stablecoin melalui undang-undang Genius Act dan transisi Ethereum ke proof-of-stake juga menjadi pendorong penguatan Ethereum sebagai aset kripto. Proyeksi Galaxy Research bahkan memperkirakan rasio ETH/BTC berpotensi turun sebelum kembali melonjak, menimbulkan minat dari sejumlah trader untuk mencoba strategi ini.
Namun, strategi rotasi ini tidaklah tanpa risiko. Meskipun mampu menghasilkan keuntungan dalam waktu singkat, namun juga memiliki potensi kerugian besar, termasuk dalam hal pajak. Beberapa investor bahkan mencoba strategi ini tanpa menjual Bitcoin langsung, melainkan menggunakan platform pinjaman untuk mengagunkan BTC guna meminjam stablecoin untuk membeli ETH. Meski dapat menghindari pajak capital gain, namun tetap membawa risiko tinggi seperti kemungkinan likuidasi jika pasar tidak bergerak sesuai prediksi. Selain itu, keselamatan dan keamanan dana juga perlu diperhatikan dengan seksama dalam mengimplementasikan strategi ini.