Volume perdagangan kripto di Bolivia telah mengalami peningkatan signifikan sejak larangan terhadap mata uang kripto dicabut. Data resmi menunjukkan bahwa transaksi kripto senilai USD 294 juta atau Rp 4,85 triliun dilakukan di Bolivia pada pertengahan 2025, meningkat dari USD 46,8 juta atau Rp 772,58 miliar setelah larangan tersebut diberlakukan. Kesulitan ekonomi yang dialami Bolivia telah mendorong warga negara tersebut untuk mencari alternatif dalam hal keuangan. Depresiasi cadangan devisa negara hampir mencapai 98% selama dekade terakhir, dari USD 12,7 miliar atau Rp 209,65 triliun pada 2014 menjadi hanya USD 165 juta atau Rp 2,72 triliun pada April 2025. Peningkatan penggunaan mata uang kripto seperti Bitcoin dan USDT juga terlihat di Bolivia, dengan banyak usaha kecil seperti restoran, pangkas rambut, dan salon kecantikan menerima pembayaran dalam bentuk kripto tersebut. Stabilitas mata uang kripto yang dipegang dolar seperti USDT juga menjadi pilihan menarik bagi warga Bolivia mengingat kondisi ekonomi yang tidak menentu. Peran mata uang kripto dalam perekonomian Bolivia semakin meningkat, dengan banyak pusat kota melaporkan adanya transaksi dan harga yang didenominasi dalam stablecoin.
Bolivia dan El Salvador Bermitra dalam Adopsi Kripto
