Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dua kali menggunakan istilah ‘serakahnomics’ dalam dua kesempatan berbeda. Pertama, saat menutup Kongres PSI 2025 di Surakarta dan yang kedua dalam perayaan Harlah ke-27 PKB di JCC Senayan, Jakarta. Pengamat Politik dan Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rif’an, mengatakan bahwa ungkapan tersebut bukan sekadar candaan, tetapi memiliki pesan politik yang penting. Menurut Ali Rif’an, terdapat tiga pesan yang ingin disampaikan Prabowo. Pertama, semangat perang melawan korupsi. Prabowo percaya bahwa negara akan sulit maju jika korupsi masih merajalela, mengingat Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) Indonesia masih cukup tinggi.
Selain itu, istilah ‘serakahnomics’ juga dipandang sebagai usaha Prabowo untuk mengatasi ketimpangan dan memihak pada rakyat kecil. Hal ini terkait dengan kasus beras oplosan yang merugikan negara hingga Rp100 triliun. Selain itu, Prabowo juga menunjukkan semangat untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi dengan melakukan pemerataan pendapatan, mengingat data yang menunjukkan ketimpangan yang lebar di Indonesia. Ali Rif’an berharap bahwa pesan politik yang disampaikan Prabowo dapat menjadi pedoman bagi para pembantunya dalam melaksanakan perang melawan korupsi, mengatasi ketimpangan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.