Kisah sedih dari keluarga tiga anggota Polri yang gugur dalam penggerebekan judi sabung ayam di Lampung masih menggema bagi banyak orang. Air mata dan isak tangis pecah di ruang sidang Pengadilan Militer I-04 Palembang saat barang-barang milik para korban dipamerkan, dari pakaian dinas hingga seragam kapolsek, sebagai bukti tragis dari kehilangan yang mereka alami.
Insiden tragis ini menelan nyawa AKP Anumerta Lusiyanto, Aipda Anumerta Petrus Apriyanto, dan Bripda Anumerta Ghalib dalam tugas penggerebakan judi sabung ayam yang ternyata dikelola oleh dua oknum TNI. Kesedihan keluarga korban semakin terasa ketika Majelis Hakim bertanya apakah barang-barang tersebut ingin dikembalikan, suara lirih dan isak tangis sebagai jawaban yang menyentuh hati.
Kisah pilu juga disampaikan oleh Aipda Wara Ardany Rambe, Kanit Reskrim Polsek Negara Batin, yang turut serta dalam penggerebekan tersebut dan nyaris saja menjadi korban. Detail-detail menegangkan dari saat-saat penuh ketegangan di lokasi penggerebekan juga diungkapkan dengan jujur melalui kesaksian Aipda Wara. Tindakan brutal dari Kopda Bazarsah tidak hanya melukai tubuh aparat negara, namun juga keadilan dan kepercayaan masyarakat.
Fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan, termasuk barang bukti berupa senjata laras panjang SS1 yang dimodifikasi, semakin menambah kedalaman tragedi ini. Dengan adanya kejadian ini, kepercayaan masyarakat terhadap aparat keamanan dan keadilan menjadi goyah. إنا لله وإنا إليه راجعون.