Analisis: Dampak Pekerjaan Regulasi pada Waktu Kerja di Stellantis

by -28 Views

Sebagai seorang insinyur otomotif yang bertanggung jawab mengembangkan mobil terbaru untuk pasar Eropa, tidaklah mudah. Uni Eropa memiliki undang-undang yang sangat ketat terkait emisi, kebisingan, keselamatan, dan kriteria lainnya. Standar yang tinggi ini tidak hanya meningkatkan harga sebuah mobil, tetapi juga memakan waktu dan tenaga yang besar dalam proses rekayasa. Chairman Stellantis, John Elkann, mengungkapkan kepada Automotive News Europe bahwa lebih dari seperempat waktu seorang insinyur di salah satu perusahaan otomotif terbesar habis digunakan untuk memastikan ketaatan terhadap peraturan ketat Uni Eropa, yang dianggapnya tidak memberikan nilai tambah yang signifikan.
Elkann juga menyatakan bahwa tantangan terbesar yang dihadapi adalah mengurangi emisi armada mobil. Dengan rata-rata 93,6 g/km untuk periode 2025-2029 dan target yang lebih rendah lagi untuk 2030-2034, yakni hanya 49,5 g/km, hal ini menunjukkan perjuangan industri otomotif untuk mematuhi peraturan yang semakin ketat. Seiring dengan larangan penggunaan mesin pembakaran yang akan diterapkan pada mobil baru yang dijual di Eropa mulai tahun 2035, dampaknya tidak hanya terasa pada mobil sport tetapi juga pada kendaraan kecil.
Elkann juga menyoroti penurunan permintaan terhadap kendaraan dengan harga terjangkau di Eropa akibat kepatuhan yang mahal terhadap regulasi. Grup Volkswagen misalnya, telah menghentikan produksi beberapa model kendaraan dengan harga di bawah €15.000. Dalam konteks ini, ia berpendapat bahwa Uni Eropa harus memperkenalkan mobil listrik setara dengan mobil kei di Jepang untuk memenuhi kebutuhan pasar akan kendaraan ringan dan terjangkau.
Meskipun tren pasar otomotif saat ini menuju kendaraan jenis crossover, masih banyak permintaan untuk kendaraan kecil dan ringan di Eropa. Renault, melalui merek Dacia, berhasil menguasai sebagian pasar berkat produk-produknya yang ringan dan terjangkau. Namun, birokrasi yang berlebihan dalam pengaturan harga berisiko merusak keterjangkauan dan bahkan dapat menghambat upaya elektrifikasi di Eropa. Oleh karena itu, penyesuaian regulasi terkait mobil kecil, sebagaimana dilakukan di Jepang, dapat memberikan produsen mobil kesempatan untuk menciptakan model yang lebih efisien dan terjangkau. Meski demikian, keterikatan Uni Eropa terhadap peraturan yang ketat membuat hal tersebut terlihat sulit terlaksana.

Source link