Walmart dan Amazon sedang mempertimbangkan rencana untuk menerbitkan Stablecoin yang didukung Dolar AS (USD) bagi pelanggan. Ini menunjukkan adopsi Stablecoin institusional yang lebih luas di tengah perkembangan regulasi yang lebih jelas di Amerika Serikat (AS). Berdasarkan laporan The Wall Street Journal, keduanya sedang mempertimbangkan pengembangan Stablecoin khusus merek masing-masing. Meskipun belum ada konfirmasi resmi dari kedua perusahaan, penggunaan sistem pembayaran Stablecoin dapat mengalihkan arus kas yang besar dari mitra perbankan mereka.
Amazon mencatat pendapatan tahunan senilai USD 638 miliar pada tahun 2024, dengan penjualan e-commerce global mencapai sekitar USD 447 miliar, sementara penjualan e-commerce global Walmart melampaui USD 100 miliar pada tahun 2023. Pembayaran dengan Stablecoin akan membuka kemungkinan transaksi yang lebih cepat dan lebih murah, membantu kedua perusahaan tersebut menghemat biaya perbankan yang besar.
Rencana penerbitan Stablecoin dari Walmart dan Amazon kemungkinan akan tergantung pada hasil dari undang-undang GENIUS (Guiding and Establishing National Innovation for US Stablecoins), yang ditetapkan untuk memberikan aturan yang jelas untuk agunan Stablecoin dan memastikan kepatuhan terhadap undang-undang Anti Pencucian Uang AS. Langkah ini diharapkan dapat mendukung adopsi Stablecoin institusional di AS, negara dengan ekonomi terbesar di dunia.
Selain Walmart dan Amazon, perusahaan lain seperti Shopify telah mengonfirmasi rencana untuk mengintegrasikan pembayaran USDC bagi pengguna mereka sebelum akhir tahun 2025. Sedangkan lembaga keuangan besar seperti JPMorgan, Bank of America, Citigroup, dan Wells Fargo juga sedang mempertimbangkan peluncuran Stablecoin bersama. Semua langkah ini menunjukkan tren meningkatnya minat dan penerimaan terhadap penggunaan Stablecoin di berbagai sektor ekonomi.