Jelang masuknya bulan Juni 2025, Bitcoin (BTC) mengalami fase kritis setelah mencapai rekor harga tertinggi sepanjang masa, yaitu sekitar USD 112.000 atau sekitar Rp 1,82 miliar. Meskipun mengalami kenaikan yang signifikan, harga BTC belakangan ini mengalami tekanan dengan koreksi sekitar 2 persen dalam 24 jam terakhir, diperdagangkan di kisaran USD 107-108 ribu, atau sekitar Rp 1,74-1,75 miliar.
Dari kombinasi sentimen politik, dinamika ekonomi makro, analisis teknikal, dan data derivatif, terlihat bahwa pasar sedang bersiap menghadapi periode volatilitas tinggi dalam beberapa minggu mendatang.
Analis Tokocrypto Fyqieh Fachrur menyimpulkan bahwa tekanan harga saat ini dipicu oleh berbagai faktor seperti aksi ambil untung, peningkatan distribusi dari penambang, resistensi teknis yang kuat, dan adanya sentimen kehati-hatian di pasar. Meskipun demikian, permintaan institusional dan data derivatif masih menjadi faktor yang mendukung optimisme pasar.
Setelah menyentuh angka USD 112.000 pekan lalu, harga Bitcoin menguji ulang level resistensi teknikal sekitar USD 109.000 pada tanggal 28 Mei. Hal ini mengakibatkan adanya aksi ambil untung oleh para trader yang membuat tekanan jual dalam jangka pendek. Meskipun terjadi koreksi ringan setelah reli menuju ATH baru, permintaan institusional tetap kuat, terlihat dari pergerakan besar menuju institusi yang terus membeli Bitcoin.
