Nissan Berencana Menjual Kantor Pusatnya untuk Bertahan Hidup
Dalam upaya untuk bertahan hidup di tengah kondisi yang sulit, Nissan dikabarkan akan menjual kantor pusat globalnya di Tokyo. Sebuah laporan dari Nikkei Asia mengungkapkan bahwa aset ini akan dijual pada akhir Maret 2026. Meskipun CEO baru Nissan, Ivan Espinosa, belum secara eksplisit menyebutkan kompleks tersebut sebagai salah satu aset yang akan dijual, Nippon Hoso Kyokai (Japan Broadcasting Corporation) juga menyatakan bahwa gedung tersebut akan dijual.
Meskipun rencana penjualan kantor pusat, Nissan masih bisa menyewa kembali fasilitas tersebut dari pemilik baru. Tindakan ini mirip dengan yang dilakukan McLaren dengan kantor pusatnya di Woking beberapa tahun yang lalu untuk mengurangi utang. Keputusan ini merupakan bagian dari strategi pemangkasan biaya Nissan yang berupaya mengatasi kerugian sebesar $4,5 miliar tahun lalu.
Selain penjualan kantor pusat, Nissan juga akan menutup tujuh pabrik, termasuk dua di dalam negeri, dan mengurangi jumlah tenaga kerja hingga 20.000 karyawan dalam beberapa tahun mendatang. Selain itu, pengembangan model-model tertentu juga dihentikan untuk mengurangi biaya, dan kompleksitas suku cadang akan dikurangi hingga 70 persen.
Dengan upaya ini, Nissan berharap dapat tetap berdiri sendiri setelah merger yang gagal dengan Honda. Perusahaan juga berusaha untuk memperkuat kerjasama dengan Mitsubishi dan mengizinkan mitranya dari Cina, Dongfeng, untuk menggunakan pabrik yang tidak terpakai. Semua langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya Nissan untuk bertahan di tengah kondisi persaingan yang ketat dalam industri otomotif.
