Nissan Rencanakan Pemotongan Pekerjaan Lebih Banyak dari yang Diperkirakan
Nissan, merek mobil Jepang, sedang dalam kondisi sulit dan berjuang untuk bertahan. Sebuah laporan baru menunjukkan bahwa situasinya lebih buruk dari yang diperkirakan sebelumnya. Pada akhir tahun lalu, Nissan telah mengumumkan rencana untuk memotong 9.000 pekerjaan secara global dalam beberapa tahun ke depan. Namun, berita terbaru mengungkapkan bahwa angkanya bisa lebih dari dua kali lipat dari rencana awal.
Menurut laporan Nikkei Asia, Nissan berencana untuk mengumumkan pemotongan sekitar 20.000 pekerjaan, yang setara dengan sekitar 15 persen dari total jumlah tenaga kerja di seluruh dunia. Pengumuman ini diperkirakan akan dilakukan segera, mungkin bahkan besok, saat perusahaan mempresentasikan hasil tahun fiskal 2024.
Nissan sendiri menolak untuk memberikan komentar terkait peningkatan pemutusan hubungan kerja ketika dihubungi oleh Motor1. Produsen mobil Jepang ini juga telah merilis revisi prospek untuk tahun fiskal 2024, dengan menurunkan volume penjualan global menjadi 3,35 juta unit dan pendapatan bersih menjadi 12,6 triliun yen. Meskipun angka tersebut terdengar besar, Nissan memperkirakan kerugian bersih antara 700 dan 750 miliar yen sebelum tahun berakhir.
CEO baru Nissan, Ivan Espinosa, menyatakan bahwa perusahaan merevisi pandangannya berdasarkan tinjauan menyeluruh terhadap kinerja dan aset produksi. Strategi penjualan mobil di Amerika Serikat pun berhasil, meskipun memerlukan insentif besar untuk mencapainya. Dalam upaya untuk memutar keadaan, Nissan meluncurkan program baru yaitu Nissan One yang memberikan bonus uang tunai kepada dealer untuk mencapai target penjualan, meskipun berarti menjual mobil dengan kerugian.
Dengan tantangan dan rencana pemotongan pekerjaan yang akan dilakukan, Nissan berharap untuk memiliki sumber daya keuangan yang cukup dan tekad yang kuat untuk membalikkan keadaan di masa mendatang. Semua ini merupakan bagian dari strategi restrukturisasi perusahaan untuk mencapai keberlangsungan yang lebih baik.