Pada 2 April 2025, Presiden AS Donald Trump mengumumkan pembaruan tarif perdagangan yang mengharuskan tarif dasar 10 persen untuk banyak barang impor ke AS dan Tarif Timbal Balik 32 persen untuk beberapa negara, termasuk Indonesia. Presiden Prabowo Subianto telah melakukan langkah-langkah strategis untuk melindungi stabilitas ekonomi Indonesia dalam menghadapi perubahan global ini. Kebijakan ini telah dirancang sejak awal administrasi Presiden Prabowo, dengan fokus utama pada strategi geopolitik yang dapat memastikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global.
Salah satu langkah penting yang diambil oleh Presiden Prabowo adalah memperluas jaringan perdagangan Indonesia dengan mendaftar sebagai anggota BRICS dan mendorong aksesi ke organisasi perdagangan internasional terkemuka lainnya. Langkah-langkah ini akan memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan internasional dan meningkatkan daya saingnya di pasar global. Presiden Prabowo juga memprioritaskan pengembangan industri hulu untuk meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam Indonesia.
Pada tanggal 24 Februari 2025, Presiden Prabowo meluncurkan BPI Danantara untuk mempercepat pengolahan sumber daya alam strategis Indonesia. Lembaga ini berfokus pada delapan sektor kunci dan diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada investasi asing, meningkatkan daya saing ekspor, menciptakan lapangan kerja, dan menggerakkan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, program-program seperti Program Makanan Bergizi Gratis dan pendirian Koperasi Desa Merah Putih akan membantu meningkatkan daya beli domestik dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Indonesia dipimpin oleh Presiden Prabowo berada di jalur untuk mempertahankan stabilitas ekonomi dan pertumbuhan yang positif di Asia Tenggara dan di tingkat global. Itulah tantangan yang dihadapi oleh Indonesia di masa depan, dan dengan kepemimpinan yang kuat dari Presiden Prabowo, Indonesia siap menghadapinya.
