Peretas Korea Utara Sebarkan Malware Curi Kripto

by -24 Views

Industri kripto mengalami tantangan besar di awal tahun ini, dengan total kerugian mencapai USD 73,9 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun akibat dari 19 serangan siber yang terjadi sepanjang bulan Januari. Meskipun jumlah insiden peretasan mengalami penurunan 4 persen dibandingkan tahun sebelumnya, namun serangan siber meningkat sembilan kali lipat dibandingkan bulan sebelumnya, menurut laporan terbaru dari Immunefi, platform keamanan dan bug bounty di ekosistem Web3.

Dibandingkan dengan Januari 2024, yang mencatat kerugian hingga USD 133 juta, angka kerugian tahun ini menunjukkan penurunan yang cukup signifikan. Namun, dua serangan utama menjadi penyebab utama kerugian pada bulan ini. Bursa CeFi Phemex berbasis di Singapura mengalami pembobolan terbesar dengan kehilangan USD 69,1 juta, sementara platform DeFi Moby Trade mengalami eksploitasi senilai USD 2,5 juta.

Selain dua kasus besar tersebut, beberapa platform lain juga menjadi korban serangan, termasuk Orange Finance, IPC, UniLend Finance, The Idols NFT, Odos, Laura AI, Pika Infinity, dan Sorra. Secara keseluruhan, meskipun jumlah kerugian menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya, serangan siber tetap merupakan ancaman serius bagi industri kripto. Tidak ada insiden penipuan yang signifikan terdeteksi pada bulan ini.