Dharma Pongrekun: Memperbincangkan Pentingnya Kewaspadaan terhadap Isu dan Jasa Pramono Anung

by -70 Views
Dharma Pongrekun: Memperbincangkan Pentingnya Kewaspadaan terhadap Isu dan Jasa Pramono Anung

TEMPO.CO, Jakarta – Calon Gubernur nomor 2 Pilkada Jakarta, Dharma Pongrekun, menyampaikan gagasannya dalam debat perdana di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Ahad, 6 Oktober 2024. Saat debat Pilkada Jakarta, Dharma menyebut pandemi covid-19 merupakan agenda terselubung asing saat menanggapi pertanyaan Ridwan Kamil.

1. Waspada Isu

Dharma Pongrekun, mengatakan bahwa pandemi Covid-19 merupakan agenda terselubung menanggapi Ridwan Kamil ketika bertanya mengenai yang akan dilakukan dia apabila ada wabah seperti Covid-19. “Kita harus belajar melihat bukan yang tertulis, tapi yang tersirat,” kata Dharma, pada Ahad, 6 Oktober 2024. “Kita harus waspada dari setiap isu yang ada apakah itu memang genuine atau inflitrasi asing untuk mengambil kedaulatan bangsa lewat isu kesehatan,” katanya.

2. Dikerjakan Mandiri

Dharma bersiap untuk dua debat berikutnya. “Setidaknya kami sudah melewati satu acara debat. Berarti masih ada beban, dua debat lagi,” katanya kepada awak media usai menghadiri debat perdana di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Ahad, 6 Oktober 2024. Ia menganggap debat ini sebagai beban lantaran mengerjakan semua persiapannya secara mandiri. “Karena kami kerja sendiri. Tidak ada bikin-bikin coret-coretan,” katanya.

3. Jasa Pramono Anung

Dharma Pongrekun, mengakui bahwa ada jasa dari Pramono Anung, untuk dia memperoleh pangkat bintang tiga jenderal polisi. “Saya bisa bintang 3 karena Mas Pram (Pramono Anung). Jadi, hubungan emosional ini bukan karena rivalitas,” kata Dharma. Namun, Dharma tak mengungkapkan secara memerinci peran dari Pramono sehingga dia bisa memperoleh pangkat Komisaris Jenderal Dharma juga mengaku bisa menempati posisi wakil ketua Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) karena jasa Pramono.

4. Kota Global

Dharma Pongrekun mengemukakan lima syarat agar Jakarta bisa bertransformasi menjadi kota global. “Pertama, kita harus ikhlas menerima ciptaan Tuhan,” katanya. Syarat yang kedua, katanya, keadilan harus menjadi fondasi dari adab. Ketiga, ia mengatakan, persatuan akan terwujud bila sudah ada adab. “Keempat, mari kita berlatih untuk bekerja sama secara komunitas untuk kebaikan sesama dan bukan untuk kepentingan pribadi,” katanya. Terakhir, ia mengajak masyarakat untuk mewujudkan keadilan sosial dengan mendahulukan kepentingan bersama, agar manfaat Jakarta sebagai kota global bisa terasa. “Global artinya apa, (untuk) semua umat manusia,” kata dia.

5. Transportasi Publik

Menanggapi kemacetan yang terjadi di Jakarta, Dharma mengatakan hal tersebut bisa diatasi dengan mengoptimalkan manajemen transportasi publik. Menurut dia, tidak perlu ada penambahan armada transportasi publik untuk mengatasi kemacetan. “Tidak perlu dulu menambah armada, manajemen diperbaiki, dioptimalkan, pastikan setiap track itu jaraknya 10 menit,” kata Dharma. Menurut dia, jangan sampai pemerintah mengeluarkan anggaran menambah armada, tapi tidak mengetahui masalah yang harus diselesaikan. Oleh karena itu, kata dia, manajemen dan mengoptimalkan kondisi transportasi yang ada perlu diutamakan.

ADIL AL HASAN | ANASTASYA LAVENIA Y | ANDRY TRIYANTO TJITRA Pilihan Editor: Janji Ridwan Kamil, Dharma Pongrekun, dan Pramono Atasi Kemacetan Jakarta