Serangan Israel Mengerikan: Gambar-gambar Sekolah di Gaza yang Terkena Dampaknya

by -105 Views
Serangan Israel Mengerikan: Gambar-gambar Sekolah di Gaza yang Terkena Dampaknya

Minggu, 11 Agustus 2024 – 23:18 WIB

Ankara, VIVA – Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (EU) Josep Borrell pada Sabtu, 10 Agustus 2024, menyampaikan kecaman keras menyusul laporan serangan Israel ke sebuah sekolah yang menampung para warga Palestina yang mengungsi di Jalur Gaza tengah.

“Borrell menekankan tidak ada pembenaran atas aksi pembantaian semacam itu, khususnya yang menargetkan lembaga pendidikan yang difungsikan sebagai tempat perlindungan bagi warga sipil.”

Sedikitnya 100 orang tewas dan sejumlah lainnya luka-luka saat pesawat Israel menyerang para warga Palestina yang sedang menjalankan shalat Subuh di Sekolah Al-Taba’een di daerah Al-Daraj.

Borrell menyoroti jumlah korban yang mengkhawatirkan sejak konflik mulai muncul pada awal Oktober 2024. Menurut sejumlah laporan, ada lebih dari 40 ribu warga Palestina yang tewas.

“Kami menyesalkan dan mengutuk penolakan Menteri (Bezalel) Smotrich — yang bertentangan dengan kepentingan rakyat Palestina — untuk mencapai sebuah kesepakatan,” katanya.

Smotrich, yang memimpin partai Zionisme Religius sayap kanan di Israel, pekan lalu mengecam usulan gencatan senjata di Gaza dengan menyebutnya sebagai “perangkap berbahaya”.

Borrell menegaskan kembali bahwa gencatan senjata masih merupakan “satu-satunya cara untuk menghentikan pembunuhan warga sipil dan mengamankan pembebasan sandera.”

Kecaman juga datang dari Belgia. “Perang ini harus dihentikan segera. Menargetkan infrastruktur sipil melanggar hukum internasional dan tidak dapat diterima,” tulis Menteri Luar Negeri Belgia Hadja Lahbib.

Gelombang serangan Israel di Jalur Gaza telah menewaskan hampir 39.800 korban sejak Oktober 2023, menyusul serangan lintas batas yang dilakukan kelompok pejuang Palestina, Hamas.

Israel di Mahkamah Internasional (ICJ) dituding melakukan genosida. ICJ telah memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militer di Rafah. Di kota bagian selatan itu, lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum mereka diserang Israel pada 6 Mei. (Ant)