Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Jawa Timur menemukan kecurangan sistemik dari Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) Komisi Pemilihan Umum (KPU) berupa jumlah pemilih di satu tempat pemungutan suara (TPS) tertulis lebih dari 11 ribu pemilih di TPS 001, Nglaban, Loceret, Kabupaten Nganjuk. Ratusan TPS lain di Jatim diduga melakukan pola input data yang sama.
Sekretaris MPW Pemuda Pancasila Jawa Timur, Diah Agus Muslim, mengungkapkan bahwa dalam kasus Sirekap ini, nama calon anggota DPD RI Agus Raharjo hampir di semua temuan kasus tersebut, perolehan suaranya digelembungkan. Dari aslinya puluhan menjadi ratusan di tiap TPS. Sehingga tidak aneh jika hasil perolehan suara Agus Raharjo yang terbaca di website Sirekap KPU melesat tinggi, mengungguli calon-calon petahana. Bahkan dari pantauan Sabtu, 17 Februari 2024, pukul 12.00, suara mantan Ketua KPK itu telah menembus lebih dari 1,2 juta.
Kesalahan dalam Sirekap ini merugikan Ketua Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Jawa Timur AA LaNyalla Mahmud Mattalitti yang juga berkompetisi sebagai calon anggota DPD RI.
Koordinator tim IT MPW PP Jatim Rohmat Amrulloh mencontohkan beberapa temuan penggelembungan suara tersebut. Misalnya di TPS 008 Desa Perning, Kecamatan Jatikalen, Kabupaten Nganjuk, di mana suara dari C1 sebanyak 123 sedangkan yang diunggah di Sirekap berjumlah 3.135 suara.
Hal sama terjadi di TPS 30, Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kabupaten Malang. Total suara untuk pemilihan anggota DPD sebanyak 223 berdasarkan form C hasil, namun angkanya menjadi 4.872 di website Sirekap.
Ketua Harian MPW Pemudan Pancasila Jatim, Adik Dwi Putranto menambahkan, pernyataan Ketua KPU bahwa hal itu murni kesalahan baca sistem terhadap angka di form C hasil juga mengundang tanya. Sebab, kalau kesalahan sistem mengapa hanya terjadi pada calon tertentu yang digelembungkan.
Dari temuan tim Pemuda Pancasila, seperti ada pola. Sehingga dari 13 calon anggota DPD RI dari Jatim, nama-nama tertentu yang digelembungkan suaranya. Ini bukan murni kesalahan sistem. Tetapi mungkin ada program atau peretasan. Karena itu kami minta segera hapus semua suara palsu itu. Perbaiki sistem, baru lanjutkan tahapan.