Pejuang Nasional Pangeran Diponegoro – prabowo2024.net

by -295 Views
Pejuang Nasional Pangeran Diponegoro – prabowo2024.net

Pada masa itu, campur tangan kolonial Belanda dalam urusan kerajaan cukup besar. Mereka bahkan memiliki kekuasaan untuk mengangkat atau memberhentikan seorang raja.
Sebagai contoh, Hamengkubuwono II yang anti Belanda akhirnya diturunkan dari takhtanya. Puncaknya, perlawanan Pangeran Diponegoro terhadap Belanda dipicu oleh pengambilalihan tanah milik rakyat di Desa Tegalrejo. Pangeran Diponegoro merespons hal tersebut dengan langsung memulai perang melawan Belanda karena tindakan Belanda yang memasang patok di makam leluhur Pangeran Diponegoro tanpa izin.
Perang Diponegoro kemudian menyebar ke berbagai daerah dan mendapat dukungan dari berbagai golongan masyarakat seperti bangsawan, ulama, santri, dan rakyat biasa. Tokoh-tokoh seperti Kyai Maja, SISKS Pakubuwono VI, dan Raden Tumenggung Prawirodigdaya juga memberikan dukungan mereka kepada Pangeran Diponegoro.
Dalam perang melawan Belanda, Pangeran Diponegoro menggunakan strategi perang gerilya dan berhasil melancarkan perang sabil melawan Belanda. Dalam dua tahun pertama, pasukan Diponegoro meraih banyak kemenangan.
Namun, di tengah perlawanan tersebut, pasukan Pangeran Diponegoro mengalami kesulitan karena pasukan Belanda – yang saat itu dipimpin oleh De Kock – menerapkan taktik Benteng Stelsel. Taktik ini melibatkan pendirian benteng di setiap daerah yang dikuasai Belanda dan menghubungkannya dengan jalan untuk memperlancar pergerakan pasukan. Beberapa tokoh seperti Kyai Maja ditangkap pada tahun 1892, diikuti oleh Sentot Ali Basha.
Pada tanggal 28 Maret 1830, pasukan Belanda berhasil menangkap Diponegoro di Magelang. Meskipun kondisinya sudah terjepit, Pangeran Diponegoro tidak menyerah. Belanda mencoba membuka perundingan dengannya untuk menghentikan perlawanan dan perang, namun tawaran tersebut ditolak oleh Pangeran Diponegoro. Akhirnya, ia diasingkan ke berbagai daerah seperti Ungaran, Semarang (29 Maret-5 April 1830), Batavia (8 April-3 Mei 1830), Manado (13 Juni 1830-20 Juni 1833), dan terakhir di Makassar (20 Juni 1833-8 Januari 1855).
Perlawanan Diponegoro terhadap Belanda dengan strategi gerilya menjadi inspirasi bagi perjuangan Panglima Besar Soedirman, 100 tahun setelah perjuangan Diponegoro pada awal abad ke-18.
Bagi Soedirman, Diponegoro adalah contoh keteladanan yang tak tertandingi dalam sejarah Republik. Perjuangan mereka berdua menjadi warisan yang berharga bagi generasi penerus, terutama saat Panglima Besar TNI pertama tertangkap hidup oleh musuh.

Sumber: https://prabowosubianto.com/pejuang-nasional-pangeran-diponegoro/

Source link