Penjabat Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya, telah mengklarifikasi tentang penurunan atribut PDI Perjuangan yang berupa baliho Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan bendera partai di lokasi kunjungan kerja Presiden Jokowi di Kabupaten Gianyar. Sang Made Mahendra menyatakan bahwa video dan kabar yang beredar mengenai pencabutan atribut partai politik tidak sesuai dengan fakta.
Saat kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi dari Denpasar hingga Gianyar, terdapat banyak baliho dan bendera berunsur politik yang dipasang di sepanjang jalan, bukan hanya milik PDI Perjuangan. “Yang dilakukan adalah menggeser sementara alat sosialisasi berupa baliho agar estetika terjaga, dan setelah selesai kegiatan, baliho tersebut sudah terpasang kembali. Jadi, tidak ada maksud lain selain agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan nyaman,” kata Sang Made Mahendra.
TNI dan Polri yang terlihat dalam beberapa video penurunan baliho dikatakan telah sesuai dengan standar operasional pengamanan RI 1.
Kepala Satpol PP Bali, Nyoman Rai Dharmadi, juga menyatakan bahwa tidak ada keberpihakan dalam penurunan atribut politik. Ia dan jajarannya langsung menurunkan semua atribut politik sejak pukul 8.30 Wita sesuai arahan dari Penjabat Gubernur Bali.
Meskipun demikian, baliho dan bendera PDI Perjuangan memang mendominasi dengan jarak yang hampir satu meter di beberapa lokasi. Rai mengatakan penurunan atribut tersebut juga termasuk baliho Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi yang tergabung dalam Partai Solidaritas Indonesia (PSI), di sekitar kawasan Renon, Denpasar, lokasi santap siang Jokowi. Penurunan atribut ini bertujuan untuk membangun suasana netral dan tidak terkesan memihak salah satu pihak.