Video pencopotan baliho pasangan calon presiden dan wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan bendera partai PDIP menjelang kedatangan Presiden Joko Widodo atau Jokowi ke Kabupaten Gianyar, Bali, viral di media sosial X. Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya memberikan klarifikasi. Menurut Sang Made, viral video dan kabar yang beredar terkait pencabutan atribut partai politik tersebut kurang sesuai dengan fakta. Menurutnya, yang dilakukan hanyalah menggeser sementara baliho untuk menjaga estetika. Setelah selesainya kegiatan, baliho tersebut kembali terpasang. Sang Made menegaskan bahwa tujuan dari tindakan tersebut hanya agar kegiatan berjalan dengan nyaman. Selama kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi dari Denpasar hingga Gianyar, terdapat banyak baliho dan bendera berunsur politik, tidak hanya milik PDIP. Kehadiran TNI dan Polri dalam video penurunan baliho juga sesuai dengan standar operasional pengamanan RI 1. Kepala Satpol PP Bali Nyoman Rai Dharmadi juga menyatakan bahwa tidak ada keberpihakan saat menurunkan atribut politik. Ia menjelaskan bahwa arahan dari Pj Gubernur Bali adalah untuk menurunkan seluruh atribut politik. Namun, ia mengakui bahwa baliho dan bendera PDIP mendominasi dan terpasang dengan jarak yang cukup dekat. Penurunan ini dilakukan untuk menciptakan suasana netral. Baliho berisi gambar Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi yang tergabung dalam Partai Solidaritas Indonesia (PSI), juga diturunkan. Hal ini dilakukan agar tidak terkesan memihak salah satu pihak.
