Dhohir Farisi, Suami Yenny Wahid yang Beralih ke PSI setelah Keluar dari Gerindra

by -148 Views

Nama Zannuba Ariffah Chafsoh atau lebih dikenal dengan Yenny Wahid tiba-tiba menjadi trending di media sosial setelah ia mendeklarasikan dukungannya terhadap pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Banyak pengguna media sosial yang mempertanyakan peran politik suaminya, Dhohir Farisi. Lalu siapakah sebenarnya Dhohir Farisi?

Dilansir dari Tempo, Dhohir Farisi lahir di Probolinggo, Jawa Timur, pada tanggal 11 April 1979. Politikus ini merupakan alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) dan pernah bekerja di PT RedWhite Comm, Wijaya Center.

Namun, Farisi lebih memilih berkarir di dunia politik sebagai salah satu anggota DPR RI dari Partai Gerindra pada periode 2009-2014. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai anggota komisi VII yang membidangi masalah energi sumber daya mineral, riset, teknologi, dan lingkungan hidup.

Farisi resmi menikahi Yenny pada tanggal 15 Oktober 2009. Setahun setelah pernikahan mereka, tepatnya pada tanggal 13 Agustus 2010, mereka dikaruniai seorang putri bernama Malica Aurora Madhura. Pada tanggal 14 Agustus 2012, Yenny melahirkan anak mereka yang kedua, bernama Amira. Dua tahun kemudian, Farisi dan Yenny dikaruniai putri ketiga yang diberi nama Raisa Isabella Hasna, tepatnya pada tanggal 3 Maret 2014.

Farisi resmi menjadi kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) saat merayakan ulang tahun ke-8 PSI di Jakarta pada tanggal 31 Januari 2023. Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, menyambut baik keikutsertaan Farisi dalam partainya. Grace menganggap Farisi sebagai sosok yang toleran dan menganut pluralisme.

“Kehadiran Gus Faris (panggilan Dhohir Farisi) sebagai kader PSI akan meningkatkan semangat PSI, karena kami tahu bahwa beliau memiliki nilai-nilai perjuangan,” ujar Grace saat berkunjung ke kantor Tempo pada tanggal 1 Februari 2023.

PSI kemudian mempercayakan Farisi sebagai Dewan Pengarah Pemenangan Pemilu 2024. Menurut Grace, keikutsertaan Farisi merupakan langkah PSI menuju Pemilu 2024. Ditambah lagi, Farisi memiliki pengalaman politik praktis sebagai politikus Partai Gerindra.

Latar belakang Farisi yang aktif di organisasi Nahdlatul Ulama (NU) membuatnya dianggap dapat memberikan saran positif.