TEMPO.CO, Jakarta – Dalam aspek perilaku memilih atau voter behavioral, terdapat perbedaan karakteristik yang signifikan antara perilaku pemilih kota dan perilaku pemilih desa pada Pemilu 2024. Namun demikian, pendapat yang berbeda diungkapkan oleh Dosen program studi Sosiologi Universitas Negeri Malang (UM), Abdul Kodir Addakhil.
Menurut Kodir yang saat ini sedang menempuh gelar doktoral di University of York tersebut menjelaskan bahwa tidak terdapat perbedaan karakteristik yang signifikan antara perilaku pemilih desa dan pemilih kota. Lebih lanjut, Kodir menjelaskan bahwa perbedaan tersebut telah dikikis oleh meratanya penyebaran internet yang saat ini telah menjangkau desa-desa yang terdapat di Indonesia.
“Kalau menurut saya malah tidak ada perbedaan yang signifikan antara karakteristik perilaku pemilih desa dan perilaku pemilih kota. Perbedaan tersebut lenyap ketika persebaran akses informasi melalui internet telah merata, bahkan sampai di desa-desa kecil di pelosok Indonesia,” ujar Kodir saat dihubungi Tempo.co pada Jumat, 19 Oktober 2023.
Selain akses internet yang telah merata, Kodir juga menjelaskan antara pemilih kota dan desa memiliki kesamaan pada aspek perilaku memilih capres atau cawapres yang cenderung mengedepankan figur atau sosok. Meskipun demikian, dari kesamaan tersebut muncul perbedaan antara perilaku pemilih desa dan perilaku pemilih kota.
“Selain kesamaan karena sama-sama terpapar akses internet, kesamaan lainnya itu terletak di perilaku pemilih yang cenderung fokus pada sosok. Namun kesamaan tersebut justru yang melahirkan perbedaan, orang kota bakal lebih milih sosok yang mewakili dirinya, orang desa pun melakukan demikian,” ujar Kodir.
Lebih lanjut, Kodir juga menjelaskan bahwa perilaku pemilih kota bersifat lebih rasional dengan mengedepankan visi, misi, atau program yang dibawakan oleh pasangan capres dan cawapres tersebut. Sementara itu, perilaku pemilih desa lebih mengedepankan pada aspek penampilan dan perilaku figur yang dipilih, misal penampilan yang sederhana dan perilaku blusukan mau menyapa warga secara langsung saat kampanye.
“Tapi perlu diketahui, bahwa pemilih kota biasanya bersifat lebih rasional dengan memilih sosok melalui visi, misi, dan programnya. Sementara itu, kalau pemilih desa biasanya memilih sosok yang sederhana dan mau turun langsung ke masyarakat,” tambah Kodir.
Rincian DPT Pemilu 2024
Sebelumnya, seperti dilansir dari laman Kpu.go.id, melalui Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap atau DPT Tingkat Nasional Pemilu Tahun 2024 yang diadakan di Gedung KPU, Minggu, 2 Juli 2023 lalu tersebut, KPU secara resmi menetapkan Daftar Pemilih Tetap. Berdasarkan rapat tersebut, jumlah DPT pada gelaran Pemilu 2024 nanti mencapai angka sebesar 204.807.222 orang yang terdiri dari pemilih laki-laki dan perempuan.
Jumlah tersebut terdiri dari 1.750.474 pemilih luar negeri, dan sebanyak 203.056.748 pemilih dalam negeri yang terdiri dari 514 kab/kota, 7.277 kecamatan, dan 83.731 desa/kelurahan.
Selain itu, jumlah tersebut masih dapat dibagi lagi berdasarkan kategori pemilih berdasarkan usianya, seperti dilansir dari laman Antaranews.com, generasi milenial mendominasi jumlah pemilih pada Pemilu 2024 dengan jumlah sebanyak 69.822.389 orang atau sekitar 33,60 persen dari total DPT.
Sementara itu, posisi kedua disusul oleh generasi X, yakni sebanyak 57.486.482 orang atau sekitar 28,07 persen dari total DPT. Posisi ketiga, ditempati oleh generasi Z, yakni sebanyak 46.800.161 orang atau sekitar 22,85 persen dari total DPT Pemilu 2024.
Pilihan Editor: Kondisi yang Bolehkan Pindah Memilih dalam Pemilu 2024, Begini Cara Mengurusnya